Monday, May 21, 2007

Kumpulan Mutiara Ilmu

Kumpulan Mutiara Ilmu

Oleh: Era Findo el Faqih

v Ibnu Qayyim berkata: '' Tahun-tahun adalah ibarat batang pohon. Bulan-bulan adalah dahannya. Hari-hari adalah rantingnya. Jam-kam adalah daun-daunnya. Dan nafas-nafas (insan di dunia) adalah buah-buahnya. Siapa yang nafasnya untuk ketaatan, maka ia akan berbuah manis. Dan siapa yang nafasnya untuk kemaksiatan, maka ia akan berbuah pahit. Hari memanen adalah pada hari pembalasan''.

v Nabi SAW bersabda: '' Siapa yang mempelajari suatu ilmu yang berguna untuk dirinya dan akhiratnya, maka Allah akan memberi pahala kebajikan penghuni dunia 700 tahun. Puasa siang harinya dan ibadah malam harinya, akan diterima oleh Allah tanpa ada yang ditolak''. ( jadikanlah hadits ini sebagai penyemangat diri dalam berbuat kebaikan/ Fadail amal. Sebab hadits-hadits seperti ini biasanya lebih banyak condong kepada hadits dhai'f)

v Kata Imam Syafii: '' Siapa yang tidak memanfaatkan masa mudanya untuk menuntut ilmu, maka bertakbirlah empat kali untuknya sebagai tanda kematiannya''.

v Nabi SAW bersabda: '' Sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak manfaatnya untuk orang lain. Dan sejelek-jelek manusia adalah yang panjang umurnya tapi jelek amal prilakunya''.

v Sabda Nabi SAW: '' Pada hari kiamat nanti, ditimbanglah tinta ulama dengan darah syuhada. Maka ternyata tinta ulama dilebihkan dari darah syuhada''.

v Sabda Nabi SAW: '' Seseorang yang pas-pasan ibadahnya tapi dermawan, jauh lebih dicintai oleh Allah SWT dari pada seorang ahli ibadah, tapi ia kikir''.

v Nabi SAW bersabda: '' Malaikat di langit dan di bumi akan melaknat siapa yang memberi fatwa kepada manusia tanpa pengetahuan''.

v Nabi SAW bersabda: '' Sebaik-baik ilmu adalah yang bermanfaat''.

v Nabi SAW bersabda: '' Para malaikat membentangkan sayap-sayapnya bagi para penuntut ilmu''.

v HAMKA pernah mengabarkan, bahwa ayahnya suatu kali pernah membaca sebuah riwayat, bahwa Abu Bakar itu matanya cekung, badannya kurus, perutnya kempes dan ia sering menangis karena takut kepada Allah SWT. masyaAllah

v Kata pepatah: '' Besi itu kuat, tetapi api dapat melelehkannya. Api itu kuat, tetapi air dapat memadamkannya. Air itu kuat, tetapi matahari bisa mengalahkannya. Matahari itu kuat, tetapi awan dapat menghalanginya. Awan itu kuat, tetapi angin mampu memindahkannya. Angin itu kuat, tetapi manusia mampu menahannya. Manusia itu kuat tetapi ketakutan bisa melemahkannya. Ketakutan itu kuat, tetapi tidur bisa mengatasinya. Tidur itu kuat, tetapi mati ternyata lebih kuat. Terkuat adalah kebaikan, ia takkan hilang setelah mati''.

v Kalaulah bukan karena ilmu, niscaya manusia itu akan seperti binatang.

v Belajarlah, karena seseorang itu tidak dilahirkan dalam keadaan pandai. Sungguh orang yang berilmu itu tidak sama dengan orang yang bodoh.

v Sesungguhnya ilmu yang disembunyikan akan melaknati pemiliknya.

v Umat Islam terlalu besar untuk bermimpi kecil.

v Sesungguhnya hati menjadi pusat pengambilan keputusan, maka jagalah ia sebaik-baiknya.

v Yakin adalah: '' Berusaha dengan seoptimal mungkin'' .

v Orang yang cerdas itu adalah: Orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya dan ia suka berbuat untuk kehidupan setelah mati.

v Nasehatilah kawan anda jika anda benar-benar mencintainya.

v Kebodohan itu adalah bagaikan sebuah kendaraan. Siapa yang menaikinya, pasti ia akan hina. Dan yang mengawininya pasti akan tersesat.

v Mengeluh dikala tertimpa bencana, maka itu adalah bencana pula.

v Siapa yang enggan melakukan evaluasi, maka bersiaplah menuai kegagalan demi kegagalan.

v Kebanggaan sejati adalah: Sikap senantiasa berbuat yang terbaik, meskipun tidak ada yang melihat dan mengawasinya.

v Kualitas karya kita akan mampu menjelaskan siapa kita sebenarnya.

v Beberapa profil yang membangun:

1. kokoh dan dinamis

2. dinamis dan kreatif

3. spesial dan berwawasan global

4. pendidik yang produktif

5. mampu beramal jamai'

6. pelopor perubahan

7. ketokohan sosial

v beberapa jenjang proses dalam pentarbiahan:

1. bersih aqidah

2. benar dalam beribadah

3. akhlaq yang kokoh

4. kuat fisik

5. berwawasan pemikiran

6. mampu berekonomi

7. terorganisir dalam segala urusan

8. cermat mengatur waktu

9. kuat kesungguhan jiwanya

10. bermanfaat bagi selainnya

v empat segi yang ditarbiah:

1. ruhiah : dengan mabit

2. jasadiah : dengan riyadhah jama'

3. ukhawiah : dengan rihlah

4. fikriah : dengan daurah

v adalah Musa'b Bin Khubaib al Anshori, saat ia ditawan di Mekkah, kemudian ia digantung di tiang gantungan. Ditiang gantungan itu ia ditawari musrik quraisy dengan sebuah ucapan: '' Apakah kamu mau jika Muhammad menggantikanmu dalam menjalani hukuman ini? Muasa'b menjawab:'' Demi Allah, aku tidak akan merasa rela apabila aku, istriku dan anak-anakku dalam keadaan baik, sementara Muhammad SAW tertusuk duri''.

v Hasan al Banna berkata tentang kader-kader yang akan mengemban dakwah: '' Kami menginginkan jiwa-jiwa yang hidup, kuat dan selalu muda, hati yang baru dan senantiasa berkibar-kibar dan ruh-ruh yang selalu mengelora dan berobsesi untuk menuju cita-cita yang tinggi''.

v Dalam perang khandaq, Salman al Farisi berkata kepada Nabi SAW: '' Wahai Rasulullah, dahulu kami adalah orang yang hidup di negeri Parsi. Apabila kami dikepung musuh, maka kami membuat parit''.

v Beberapa ilmu: Nabi yusuf adalah ahli keuangan negara. Nabi Sulaiman adalah ahli tata negara. Nabi Daud adalah ahli militer. Nabi Isa adalah ahli sosial. Namun Nabi Muhammad SAW adalah ahli seluruhnya.

v Diantara kelebihan Nabi Muhammad SAW adalah, ia mampu meletakkan seseorang sesuai dengan bakatnya. Seperti: Bilal ditugasi untuk melakukan azan. Khalid Bin walid sebagai panglima perang. Huzaifah sebagai intelejen. Zaid sebagai penulis wahyu dan penerjemah dan lain-lain.

v Doa abu Bakar takkala ia dipuji karena keberhasilannya menumpas pemurtadan setelah Nabi SAW wafat: '' Ya Allah jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka katakan dan maafkanlah aku dari kesalahan yang mereka tidak tahu''.

v Selama di Madinah, ghazwah terjadi sebanyak 26 kali dan sariah sebanyak 38 kali.

v Kita hidup diatas dunia ini hendaklah beramal jamai'. Dengan arti kata saling bekerja sama dalam kebaikan. Sebab kerjasama itu akan mampu mengantarkan kita kepada kesuksesan. Dalam hal beramal jamai' ini, Rasulullah SAW telah memberikan contoh teladan kepada kita. Yakni ketika Nabi SAW hijrah ke Madinah bersama Abu Bakar, maka terjadilah amal jamai', yaitu:

Asma' Binti Abu Bakar ditugasi untuk mengantarkan makanan ke goa Tsur. Aisyah Binti Abu Bakar bertugas menyiapkan logistik. Abdullah Bin Abu Bakar sebagai pembawa kabar dari Mekkah untuk Nabi SAW. Pengembala kambing Abu Bakar ditugasi untuk menghapus jejak Rasulullah, Abu Bakar, Abdullah dan Asma' dengan jejak iringan kambing yang ia bawa. Serta ia memerah susu kambing untuk melepas dahaga Rasulullah SAW dan Abu Bakar. Sedangkan Abu Bakar sendiri bertugas menjaga keselamatan nabi SAW. Hal itu ia buktikan dengan mampunya Abu Bakar menutup lobang kecil di dalam goa, yang mengakibatkan ia disengat oleh seekor hewan berbisa, ia mampu menahan sengatan sengatan itu. Itulah bukti cinta yang hakiki.

v Khalifah Umar Bin Abdul Aziz memang merupakan seorang tipikal pemimpin yang agung. Hal itu ia buktikan dengan mengangkat seorang penasehat pribadinya. Yang mana penasehatnya itu adalah mantan budaknya sendiri. Ia berkata kepada mantan budaknya itu: '' Sesungguhnya para penguasa itu memasang mata-mata untuk mengawasi rakyatnya. Sedangkan saya akan mengangkatmu sebagai mata-mata untuk diriku sendiri. Jika kamu mendengar ucapanku yang tidak baik atau perbuatanku yang tidak kamu sukai , maka nasehatilah aku darinya''.

v Sebagai bukti iman yang hakiki, Usman Bin Affan mampu menginfakkan 1000 untanya untuk keperluan perang tabuk.

v Saat hasan al Banna berada di kelas tiga i'dadiah (setingkat SMU), ia dan kawan-kawannya mendirikan asosiasi anti haram. Adapun cara kerja mereka adalah: memberikan atau melayangkan surat tertulis sebagai peringatan kepada pelaku dosa atau maksiat.

v Nabi SAW bersabda: '' Tidak akan berkurang harta karena disedekahkan. Sesungguhnya seorang hamba yang mampu bersabar saat ia dizalimi, maka Allah SWT akan menambahkan kepadaya kemuliaan. Hamba yang tidak mau membukakan pintu rumahnya dari orang yang meminta-minta, maka Allah SWT akan membukakan baginya pintu kefakiran''.

v Empat tipe manusia:

1. hamba yang dikaruniai ilmu dan harta

2. hamba yang dikaruniai ilmu dan tidak dikaruniai harta

3. hamba yang dikaruniai harta dan tidak pula dikaruniai ilmu

4. hamba yang tidak dikaruniai ilmu dan tidak pula dikaruniai harta

keterangan: Nomor satu dan nomor dua adalah yang beruntung. Namun nomor tiga dan empat adalah yang merugi. Kenapa penulis mengatakan nomor tiga sebagai orang yang juga merugi? sebab: Keberuntungan yang sesungguhnya adalah orang yang memiliki ilmu. Coba tadabburi hadits Nabi SAW yang menerangkan tentang perlunya ilmu untuk bahagia di dunia dan akhirat. Wallahu a'lam

Ramsis nan hening, 21 May 2007

Tuesday, May 15, 2007

Haji Abdul Malik Karim Amrullah;

Haji Abdul Malik Karim Amrullah;

Lentera Penerang Dari Ranah Minang

Oleh: Era Findo el Faqih ar Riauwiy

A. Selayang pandang tentang Ranah Minang; sebuah prolog

Ranah Minang merupakan sebuah negeri yang berada di pulau Sumatra. Ranah Minang ini adalah sebutan bagi provinsi Sumatera Barat. Di negeri yang indah dan menawan ini, telah muncul berbagai sosok ilmuan ternama. Baik yang berskala nasional maupun internasional. Diantara mereka itu, tersebutlah nama: Muhammad Natsir, HAMKA, Bung Hatta, Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawiy (salah seorang putra Minang yang menjadi pembesar mazhab Syafii di Mekkah dan dia sempat menjadi Imam besar di Mesjidil Haram), H. Agus Salim dan masih banyak lagi yang lainnya. Dengan silih bergantinya ulama dan cendikiawan yang berasal dari negeri ini, ini menandakan bahwa negeri ini telah tumbuh dan berkembang dengan nilai pendidikan dan nuansa keagamaan yang cukup disignifikan. Adapun penyebab utama proses itu terjadi adalah karena telah berkembangnya agama Islam semenjak beberapa abad yang lalu.

Cahaya Islam yang terang benderang ini bermula masuk dan berkembang dari bumi Serambi Mekkah. Yaitu negeri Aceh tercinta. Agama yang mulia ini mula-mula dibawa oleh Syekh Burhanuddin. Yang mana beliau menetap di negeri Ulakan Kab. Padang Pariaman. Di Aceh Beliau berguru kepada Syekh Abdur Rauf.

Disamping agama Islam, adat istiadat juga merupakan pondasi terkuat bagi terlaksananya kehidupan yang aman dan makmur di negeri itu. Sebagai bukti nyata akan keutamaan Islam dan adat di negeri ini adalah dengan adanya pepatah adat yang berbunyi: ''Adat bersandi Syara' dan Syara' bersandi kitabullah''. Dengan arti kata, antara adat dan agama Islam adalah sebuah ikatan yang sangat erat. Ibarat sebuah buhul tali, ia berjalin-berkelindan. Orang minang akan sangat tersinggung bila ia dikatakan tidak beragama. Dan ia akan malu bila dikatakan tidak beradat. Mereka berkata:'' Baju dipakai usang, adat dipakai baru''.

Sesungguhnya negeri yang mempesona ini adalah warisan dari para penghulu yang cukup mashur dan ternama. Berbicara tentang penghulu atau pendahulu negeri ini, akan membuat kita sedikit membuka lembaran sejarah yang cukup panjang yang terjadi disana. Yaitu: Pada abad ke-19, datanglah kaum paderi dari Mekkah. Yang dipimpin oleh Haji Miskin. Dalam hal ini, beliau sangat dipengaruhi oleh gerakan Wahabi di Mekkah. Pada tahun 1911, Dr. Abdullah Ahmad (dia adalah salah seorang murid Syekh Khatib al Minangkabawi di Mekkah) mendirikan surat kabar al Munir dan al Akhbar. Tahun 1912, dia juga mendirikan Sekolah Adabiah di Padang. Tahun 1916, Rahmah el Yunusiah (adik kandung dari Zainuddin Labai) mendirikan Sekolah Diniah Puteri. Tahun 1918, Dr. Abdul Karim Amrullah atau Haji Rasul (ayah dari Buya HAMKA) mendirikan Sekolah Sumatera Thawalib. Tahun 1920, H. Datuak Batuah membawa paham komunis ke Ranah Minang. Tahun 1925, Muhammadiah memasuki negeri itu. Pada 28 Juni 1926, di Sumatera Barat terjadi gempa bumi yang sangat kuat (saat itu HAMKA berumur 18 tahun). Tahun 1927, HAMKA pulang dari Mekkah. Tahun 1930, diadakanlah kongres pertama Muhammadiah di Bukit Tinggi. Pada Mei 1946-Desember 1947, Hamka menjadi pemimpin Muhammdiah di Sumatera Barat. Dan pada 21 Juli 1947/ 3 Ramadhan1366, Aziz Khan (walikota Padang) dibunuh oleh Belanda dalam aksi politionalnya. Dan pada tahun 1952, diadakanlah kongres adat di Bukit Tinggi. Di akhir kongres tersebut, terciptalah beberapa kata sepakat bahwa harta itu terbagi dua, yaitu:

1. Harta pusaka; pembagiannya diserahkan kepada perkembangan zaman

2. Harta pencaharian; pembagiannya diserahkan kepada hukum faraidh

Itulah sedikit rentetan sejarah yang telah terjadi di seantaro negeri yang permai itu.

B. Buya Hamka di alam dunia

Haji Abdul Malik Karim Amrullah itulah nama lengkapnya. Ia dilahirkan pada 17 Februari 1908 di desa kampung Molek, tepat di negeri Sungai Batang Maninjau. Kecamatan Tanjung Raya, kab. Agam, Sumatera Barat. Ayahnya bernama: Abdul Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan Haji Rasul (ia wafat pada 21 Juli 1945/ 21 Jumadil Akhir 1364). Dr. Abdul Karim Amrullah merupakan salah seorang murid dari Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawiy (ia wafat pada tahun 1916/ 1334 H). Ayah Buya HAMKA adalah salah seorang pelopor gerakan pembaharu di Sumatera Barat. Hal itu ia mulai setelah kembalinya ia dari tanah Mekkah pada tahun 1906. HAMKA adalah akronim (kependekan) dari nama beliau yang cukup panjang itu. Ia adalah merupakan sosok ulama, aktifis politik dan penulis bangsa Indonesia yang sangat kesohor di seantaro nusantara.

Jenjang sekolah yang mula-mula HAMKA duduki adalah Sekolah Dasar di Maninjau, hingga ia mencapai kelas dua. Diusia 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sekolah Thawalib di Padang Panjang, yaitu tepat pada tahun 1918. Cikal-bakal sekolah ini adalah berasal dari Surau Jembatan Besi. Di pesantren inilah awal mula pengembaraan spritual Buya HAMKA tercipta. Melalui pesantren ini, ia memulai mempelajari berbagai ilmu agama dan ilmu-ilmu yang lainnya. Yang paling utama ia pelajari adalah mendalami literatur Bahasa Arab. Didalam buku kenang-kenangan hidup yang ia karang, HAMKA menjelaskan bahwa salah satu pelajaran yang paling ia suka adalah mempelajari syair Arab. Inilah cikal-bakal bagi Buya HAMKA menjadi seorang sastrawan ternama.

Tak hanya di pesantren ini ia menimba ilmu. Pengembaraan keilmuannya ia lanjutkan ke berbagai surau. Diantara guru tempat HAMKA pernah menimba ilmu, yaitu: A.R. Sutan Mansur, Syekh Ahmad Rasyid, Syekh Ibrahim Musa, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo dan lain-lain. Namun, gurunya yang paling utama adalah ayahnya sendiri.

Pada tahun 1932-1934, HAMKA bertugas di Makasar. Dalam menempuh negeri Makasar ini, beliau turut membawa istri dan dua orang anaknya. Namun di pertengahan tahun 1934, anaknya yang tertua sakit-sakitan. Oleh karena itu, pulanglah ia kembali menuju negeri Ranah Minang. Menurut hemat penulis, dengan menetapnya ia beberapa tahun di Makasar, maka sangguplah ia menggambarkan dengan jelas tentang negeri Makasar itu melalui sebuah romannya: Tenggelamya Kapal Van Der Wijck .

Sekembalinya ia ke Ranah Minang, tepatnya di negeri Padang Panjang, ia masih menampakkan perhatinnya yang besar terhadap agama Islam. Hal itu ia buktikan Pada tahun 1934-1935, HAMKA mendirikan Madrasah Kulliatul Muballighin. Yang mana sekolah ini bertujuan untuk mencetak kader muballigh muda.

Tepat pada 12 Januari 1936, dia, istri dan dua anaknya (Zaki dan Rusydi) menetap di Medan. Lagi pula sebelum ia berangkat, HAMKA diminta untuk memimpim Majalah Pedoman Masyarakat. Di Medan, HAMKA sempat menjadi guru agama di perkebunan Tebing Tinggi.

Nama-nama anak Buya HAMKA, yaitu:

1. Hisyam (anaknya yang tertua wafat di kampung halaman)

2. zaki

3. rusydi

4. Fakhri : lahir di Medan,1937

5. Azizah : lahir di Medan, 1939

6. Irfan : lahir di Medan, 1943

7. Aliah : lahir di Medan, 1945

HAMKA menetap di Medan selama 10 tahun. Yaitu dari 12 Januari 1946-24 Agustus 1945/ 16 Ramadan. Pada tahun 1946, melalui konfrensi Muhammadiah, HAMKA terpilih menjadi ketua majelis pimpinan Muhammadiah di Sumatera Barat, yang mana saat itu ia menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto. Maka beliau menyusun kembali konsep pembangunan dalam kongres Muhammadiah ke-31 di Yogyakarta pada tahun 1950.

Tepat pada tahun 1947, dia menjabat ketua FPN (Front Pertahanan Nasional). Tujuan dari FPN sendiri adalah untuk melawan gencarnya agresi militer Belanda. Pada 18 Desember 1949, HAMKA pindah ke Jakarta (Belanda Menyerahkan kekuasaannya kepada RI, tepat pada 28 Desember 1949). Maksud HAMKA pindah ke Jakarta:

  1. Hendak merasakan suasana Jakarta
  2. Hendak merintis jalan baru. Dengan arti kata mencari penghidupan yang baru.
  3. Ia hendak berziarah ke Makam ayahnya di Karet

Pengawal setia HAMKA di Jakarta adalah Ihsanuddin. Sewaktu pertama kali ke Jakarta, HAMKA tidak membawa istri dan anaknya. Sebab HAMKA ingin mencari rumah kontrakan dulu. Setelah rumah kontrakan ia dapatkan, barulah ia membawa istri dan anak-anaknya pindah ke negeri yang baru itu. Sewaktu hendak pindah ke Jakarta, HAMKA sempat berkata: '' Kasih dianak dipetangis, kasih dikampung ditinggalkan''.

Di negeri yang baru ini, ia mulai dikenal oleh masyarakat sebagai seorang ulama dan penulis ternama. Beliau pun sering mengisi berbagai ceramah. Bahkan ia sering menyampaikan ceramahnya melalui RRI (Radio Repoblik Indonesia). Tak hanya itu, tepat Pada 3 Januari 1950, HAMKA menyampaikan pidato Maulid Nabi SAW di istana negara RI. Pada tahun 1953, HAMKA dipilih menjadi penasehat pimpinan Muhammadiah. Selain aktif di Muhammadiah, HAMKA juga aktif di partai Masyumi. Pada tahun 1955, HAMKA menjadi anggota konstituante sekaligus ia menjadi orator utama dalam pemilihan umum pada tahun itu. Namun pada tahun 1960, partai Masyumi diharamkan (baca: dilarang keras) oleh pemerintah Indonesia.

Pada tahun 1957-1958, ia dilantik menjadi dosen di Universitas Islam dan di Universitas Muhammadiah di Jakarta. Setelah itu HAMKA dilantik menjadi rektor di Perguruan Tinggi Islam sekaligus menjadi Profesor di Universitas Mustopo di Jakarta. Tepat pada tahun 1951-1960 beliau menjabat pegawai Tinggi Agama dan Menteri Agama Indonesia. Namun, HAMKA meletakkan kembali jabatannya itu ketika presiden Suekarno memberikan pilihan kepada dia antara menjadi pegawai Negeri atau tetap menjabat dan aktif di partai Masyumi. Pada Januari 1964-Mei 1966, HAMKA dipenjarakan oleh presiden Suekarno karena HAMKA dituduh pro-Malaysia.. Di dalam penjara itulah ia mengarang Tafsir al Azhar. Tafsir ini merupakan karya ilmiahnya terbesar sekaligus karyanya yang terakhir. Setelah ia keluar dari penjara, HAMKA diangkat menjadi anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia dan Anggota Majelis Perjalanan Haji Indonesia serta anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.

Selain aktif dalam bidang keagamaan, sosial dan politik, HAMKA juga merupakan salah seorang wartawan, penulis, editor terkenal. Sejak tahun 1920-an, HAMKA menjadi wartawan di berbagai surat kabar terkenal. Seperti: Pelita Andalas, Seruan Islam, Seruan Muhammadiah, Bintang Islam dan lain-lain. Pada tahun 1928, ia sempat menjadi editor di Majalah Pedoman Masyarakat, Panji masyarakat dan Gema Islam.

Dan pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Prof. Dr. Mukhti Ali melantik HAMKA menjadi ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI). Namun beberapa tahun kemudian, tepat pada tahun 1981, HAMKA meletakkan kembali jabatannya. Dikarenakan nasihatnya tidak diperdulikan oleh pemerintah Indonesia.

Sebenarnya ada sebuah kisah menarik yang terjadi disaat rapat pemilihan ketua MUI berlangsung. Yang mana pada saat rapat berlangsung, tiba-tiba K.H Asa'd Syamsul Arifin Situbondo (pendiri pesantren Salafiah Syafii'yah dan ia adalah seorang ulama ternama dan sangat disegani di Jawa Timur ) mengajukan sebuah pertanyaan kepada para peserta rapat: '' Kira-kira siapa diantara kita yang pantas di katakan ulama? Mendengar pertanyaan itu, semua yang hadir terdiam. Namun beberapa saat kemudian ia berucap: '' Ya, HAMKAlah diantara kita yang pantas dikatakan ulama''. Mendengar ucapan yang penuh makna itu HAMKA tersenyum dan ia kemudian berucap: '' Jikalau K.H. Asa'd Syamsul Arfin saja tidak merasa dirinya seorang ulama, apalagi saya''! mendengar ungkapan HAMKA itu, semua hadirin tercenung dan tersenyum. Pada akhirnya, semua hadirin memilih HAMKA sebagai ketua MUI. Beginilah adab, ucapan dan penghormatan antar ulama. MasyaAllah.

Dalam menguasai berbagai cabang ilmu, HAMKA lebih sering mempelajari ilmu itu sendiri (baca: melalui proses otodidak). Adapun ilmu-ilmu yang ia pelajari adalah: Ilmu sastra, sejarah, politik, filsafat, berbagai ilmu keislaman dan ilmu-ilmu lainnya. Salah satu kelebihan Buya HAMKA adalah, ia mampu menguasai literaratur Bahasa Arab. Dengan kemampuan beliau yang cukup mumpuni ini, belaiu mampu menyelidiki karya-karya ulama dan berbagai karya pujangga Arab ternama di Timur Tengah. Seperti: Abbas Mahmud al Aqqad, Mushtafa Lutfi al Manfaluthi, Muhammad Hussein Haikal, Zaki Mubarak, Jurji Zaidan dan yang lainnya. Tak hanya itu, dengan kemahiran bahasa Arabnya, beliau mampu meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman. Seperti: Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl Mark, William James, Albert Camus, Sigmund Freud, Pierre Loti dan lain-lain..

Disamping ia rajin membaca berbagai buku dalam rangka menguasai berbagai disiplin ilmu, HAMKA juga suka bertanya dan bertukar pikiran dengan berbagai ulama ternama. Seperti: A.R. Sutan Mansur, Ki Bagus Hadi Kusumo, Haji Fachruddin, Raden Mas Surjopranoto, H.O.S. Tjokroaminoto dan lain-lain. Dengan kesungguhan beliau dalam belajar, membaca, bertukar pikiran, dan penguasaan literatur adat negeri Minangkabau yang mantap, maka jadilah HAMKA sebagai seorang ulama kesohor sekaligus ahli sastra. Serta dia pun ahli dalam berpidato.

Dengan peguasaan literatur adat yang mendalam tentang adat Alam Minangkabau Di sumatera Barat, membuat HAMKA cepat dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat. Terutama oleh tokoh-tokoh adat di negeri itu. Maka jadilah ia sebagai tokoh adat yang sangat disegani. puncaknya ialah pada usianya yang ke-15, tepat pada tahun 1923 dia mendapat gelar Datuk Indomo. Yang mana gelar ini adalah merupakan gelar adat yang tertinggi di sumatera Barat. Gelar itu beliau terima dari Engku Datuk Ibrahim Sutan Rajo Endah Nan Tua (dia adalah ayah dari Nur Sutan Iskandar, salah seorang penulis ternama di nusantara).

Muhammadiah merupakan salah satu organisasi awal tempat HAMKA aktif dalam dunia keorganisasian. Ia sempat mengikuti pendirian Muhammadiah pada tahun 1925. adapun tujuan utama organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan ini adalah untuk memerangi Khurafat, takhayul, bid'ah, dan beberapa tharekat kebatinan yang dianggap telah menyimpang dari aturan Islam. Dengan semakin berkembangnya hal-hal ini di Ranah Minang, Maka Muhammadiah merupakan solusi yang tepat dalam memerangi bahaya-bahaya ini.

Awal mula paham Muhammadiah datang ke Sumatera Barat adalah dibawa oleh ayahnya sendiri pada tahun 1925. HAMKA sanagt aktif dan memiliki kontribusi yang besar bagi organisasi ini. Keaktifan beliau di organisasi ini, mengantarkan ia menjadi ketua Muhammadiah untuk wilayah Sumatera Barat yang bertepatan pada: Mei 1946- Desember 1947.

Sebenarnya kegiatan politik HAMKA bermula pada tahun 1925, disaat ia menjadi anggota partai politik seriakat Islam. Karir beliau di bidang politik ia lanjutkan terus. Dan pada tahun 1945, ia membantu menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia. Pembelaannya itu ia sampaikan melalui pidatonya dan kegiatan gerilyanya di dalam hutan di Medan.

HAMKA adalah seorang ulama ternama sekaligus sastrawan kesohor. Oleh karena keilmuannya yang dalam dalam bidang fiqih, maka tepat pada 1958 universitas al Azhar memberikan gelar Honoris Causa kepadanya. Dan pada tahun 1974, Universitas Kebangsaan Malaysia juga memberikan gelar yang serupa kepadanya.

Akhirnya, tepat pada 24 Juli 1981, HAMKA berpulang ke Hadirat Allah yang maha kuasa. Namun kepulangannya ke alam Baqa, bukanlah akhir dari segalanya. Sebab, banyak sekali ia meninggalkan buku-buku yang ia karang. Dengan kehadiran buku beliau yang cukup banyak dan berbobot ini, dikenanglah ia hingga kepada zaman kita disaat sekarang ini.

B. HAMKA dalam dunia perbukuan

HAMKA adalah seorang ulama sekaligus sastrawan ternama. Karena keilmuannya itulah ia dianugrahi dua gelar kehormatan (baca: gelar Honoris Causa). Yaitu: pada tahun 1958 oleh Universitas al Azhar Cairo Mesir dan pada 1974 oleh Universitas Kebangsaan Malaysia. HAMKA memang seorang tokoh terkenal, saleh dan ia memiliki kharismatik. Jika beliau merangkai kata dalam kalimat, yang tertuang dalam sebuah buku, maka terlahirlah ungkapan-ungkapan hikmah penuh makna dari ungkapan-ungkapan beliau. Memang ungkapan-ungkapan beliau itu sangat indah. Ungkapan-ungkapannya mampu menawan khayal serta jiwa sastra bagi setiap pembacanya.

Ungkapan-ungkapan beliau yang indah itu, dapat dengan mudah kita temui di berbabai buku karangannya. Seperti: Tasawwuf Modern, Falsafah Hidup, Lembaga Budi dan yang lainnya. Telah banyak buku karangan beliau ternama di peredaran masa di seantaro nusantara ini. Khatibul Ummah, adalah buku karangan beliau yang pertama. Si Sabariah adalah Romannya yang pertama. Karangan beliau yang terakhir adalah Tafsir al Azhar (pada tahun 1978). Setelah selesai mengarang buku tafsir itu, HAMKA berkata kepada anaknya: '' Hari ini tugas ayah telah selesai''. Kata-kata beliau ini memang terbukti, dengan arti kata beberapa tahun setelah itu ia wafat di Jakarta. Tepat pada 24 Juli 1981.

Buku beliau yang sempat terdata adalah sebanyak 79 buku. Namun, menurut salah satu sumber, buku beliau berjumlah sebanyak 118 buah. Diantara buku beliau yang banyak ini, ada tiga buah buku yang merupakan kumpulan Syair yang ia karang: '' Nimat Hidup, Di Atas Runtuhan Malaka Lama dan Panggilan Jihad''. Dalam dunia tulis-menulis, HAMKA mampu menulis berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Seperti: Di bidang sejarah; Sejarah Umat Islam. Tafsir; Tafsir al Azhar. Roman; Di Bawah Lindungan Ka'bah. Politik; Urat Tunggang Pancasila. Fiqih; Soal Jawab Tentang Islam. Tasawwuf; Tasawwuf dari Abad Ke Abad. Adat istiadat; Islam Dan adat Minangkabau. Dan masih banyak lagi buku beliau yang lainnya.

Adapun daftar buku-buku Buya Hamka, yaitu:

1. Khatibul Ummah, Jilid 1-3. Ditulis dalam huruf Arab.

2. Si Sabariah. (1928)

3. Pembela Islam (Tarikh Saidina Abu Bakar Shiddiq),1929.

4. Adat Minangkabau dan agama Islam (1929).

5. Ringkasan tarikh Ummat Islam (1929).

6. Kepentingan melakukan tabligh (1929).

7. Hikmat Isra' dan Mikraj.

8. Arkanul Islam (1932) di Makassar.

9. Laila Majnun (1932) Balai Pustaka.

10. Majallah 'Tentera' (4 nomor) 1932, di Makassar.

11. Majallah Al-Mahdi (9 nomor) 1932 di Makassar.

12. Mati mengandung malu (Salinan Al-Manfaluthi) 1934.

13. Di Bawah Lindungan Ka'bah (1936) Pedoman Masyarakat,Balai Pustaka.

14. Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck (1937), Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.

15. Di Dalam Lembah Kehidupan 1939, Pedoman Masyarakat, Balai Pustaka.

16. Merantau ke Deli (1940), Pedoman Masyarakat, Toko Buku Syarkawi.

17. Margaretta Gauthier (terjemahan) 1940.

18. Tuan Direktur 1939.

19. Dijemput mamaknya,1939.

20. Keadilan Ilahy 1939.

21. Tashawwuf Modern 1939.

22. Falsafah Hidup 1939.

23. Lembaga Hidup 1940.

24. Lembaga Budi 1940.

25. Majallah 'SEMANGAT ISLAM' (Zaman Jepun 1943).

26. Majallah 'MENARA' (Terbit di Padang Panjang), sesudah revolusi 1946.

27. Negara Islam (1946).

28. Islam dan Demokrasi,1946.

29. Revolusi Pikiran,1946.

30. Revolusi Agama,1946.

31. Adat Minangkabau menghadapi Revolusi,1946.

32. Dibantingkan ombak masyarakat,1946.

33. Didalam Lembah cita-cita,1946.

34. Sesudah naskah Renville,1947.

35. Pidato Pembelaan Peristiwa Tiga Maret,1947.

36. Menunggu Beduk berbunyi,1949 di Bukittinggi,Sedang Konperansi Meja Bundar.

37. Ayahku,1950 di Jakarta.

38. Mandi Cahaya di Tanah Suci. 1950.

39. Mengembara Dilembah Nyl. 1950.

40. Ditepi Sungai Dajlah. 1950.

41. Kenangan-kenangan hidup 1,autobiografi sejak lahir 1908 sampai pd tahun 1950.

42. Kenangan-kenangan hidup 2.

43. Kenangan-kenangan hidup 3.

44. Kenangan-kenangan hidup 4.

45. Sejarah Ummat Islam Jilid 1,ditulis tahun 1938 diangsur sampai 1950.

46. Sejarah Ummat Islam Jilid 2.

47. Sejarah Ummat Islam Jilid 3.

48. Sejarah Ummat Islam Jilid 4.

49. Pedoman Mubaligh Islam,Cetakan 1 1937 ; Cetakan ke 2 tahun 1950.

50. Pribadi,1950.

51. Agama dan perempuan,1939.

52. Muhammadiyah melalui 3 zaman,1946,di Padang Panjang.

53. 1001 Soal Hidup (Kumpulan karangan dr Pedoman Masyarakat, dibukukan 1950).

54. Pelajaran Agama Islam,1956.

55. Perkembangan Tashawwuf dr abad ke abad,1952.

56. Empat bulan di Amerika,1953 Jilid 1.

57. Empat bulan di Amerika Jilid 2.

58. Pengaruh ajaran Muhammad Abduh di Indonesia (Pidato di Kairo 1958), utk Doktor Honoris Causa.

59. Soal jawab 1960, disalin dari karangan-karangan Majalah GEMA ISLAM.

60. Dari Perbendaharaan Lama, 1963 dicetak oleh M. Arbie, Medan; dan 1982 oleh Pustaka Panjimas, Jakarta.

61. Lembaga Hikmat,1953 oleh Bulan Bintang, Jakarta.

62. Islam dan Kebatinan,1972; Bulan Bintang.

63. Fakta dan Khayal Tuanku Rao, 1970.

64. Sayid Jamaluddin Al-Afhany 1965, Bulan Bintang.

65. Ekspansi Ideologi (Alghazwul Fikri), 1963, Bulan Bintang.

66. Hak Asasi Manusia dipandang dari segi Islam 1968.

67. Falsafah Ideologi Islam 1950(sekembali dr Mekkah).

68. Keadilan Sosial dalam Islam 1950 (sekembali dr Mekkah).

69. Cita-cita kenegaraan dalam ajaran Islam (Kuliah umum) di Universiti Keristan 1970.

70. Studi Islam 1973, diterbitkan oleh Panji Masyarakat.

71. Himpunan Khutbah-khutbah.

72. Urat Tunggang Pancasila.

73. Doa-doa Rasulullah S.A.W,1974.

74. Sejarah Islam di Sumatera.

75. Bohong di Dunia.

76. Muhammadiyah di Minangkabau 1975,(Menyambut Kongres Muhammadiyah di Padang).

77. Pandangan Hidup Muslim,1960.

78. Kedudukan perempuan dalam Islam,1973.

79. [Tafsir Al-Azhar][1] Juzu' 1-30, ditulis pada masa beliau dipenjara oleh Sukarno.

Ketahuilah, kepribadian HAMKA yang melangkolik dan penuh kharismatik ini adalah hasil dari didikan dari ayahnya semenjak beliau masih kecil. Sama-sama telah kita ketahui, bahwa ayah beliau adalah salah seorang sosok ulama di Sumatera Barat yang sangat di segani. Baik oleh lawan maupun kawan. HAMKA juga merupakan sosok seorang anak yang patuh kepada ayahnya. Sehingga mampu melahirkan rasa cinta yang mendalam dari HAMKA sendiri. Bukti nyata cinta HAMKA kepada ayahnya adalah dengan ia menulis sebuah buku yang berjudul: '' Ayahku''.

Dalam berbagai buku karangannya, HAMKA banyak berpetuah tentang berbagai ilmu, termasuk ilmu-ilmu kehidupan. Tentang hidup HAMKA berkata: '' Hidup itu laksana lautan. Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang''. tentang ilmu dan iman beliau berucap: '' Ilmu tanpa iman, bagaikan lentera di tangan pencuri. Namun iman tanpa ilmu, bagaikan lentera di tangan bayi''. Selanjutnya ia juga berkata tentang ilmu hidup: '' Anak kandung jangan menangis. Orang penangis lekas rabun. Orang penggamang mati jatuh. Orang pemarah tanggal iman dan pehiba hati lekas tua''. Tentang cinta beliau berkata: '' Cinta itu mesti ada pada tiap-tiap insan. Ia laksana setetes embun yang turun dari langit, bersih dan suci. Cuman tanahnyalah yang berlainan menerimannya. Ada kepada tanah yang tandus dan gersang. Namun ada pula kepada tanah yang subur. Namun ketahuilah, cinta yang bersih itu tidaklah tumbuh dengan sendirinya''.

Tentang anak laki-laki (baca: Pemuda) HAMKA berkata: '' Anak laki-laki tak boleh dihiraukan panjang. Hidupnya ialah untuk berjuang. Jikalau perahunya telah ia kayuh ke tengah, dia tak boleh bersurut pulang. Meskipun bagaimana besar gelombang. Biarlah kemudi patah, layar robek, itu lebih mulia baginya dari pada bersurut pulang''. (ungkapan ini ia kutip dari pepatah orang Makasar).

C. Penutup

Kini HAMKA telah tiada. Namun buku-bukunya masih bisa kita temui. Meskipun ia telah lama wafat, namun semangat ia dalam menulis dan menyebarkan dakwah Islam harus kita lanjutkan terus hingga tarikan nafas kita yang terakhir. Dengan membaca, menyebarkan ilmu dan pesannya berarti kita telah menghormati beliau dan telah melanjutkan cita-citanay yang luhur

Sebagai penghormatan kepada beliau yang telah wafat, dibangunlah sebuah museum untuknya. Museum itu di bangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada 11 november 2001. museum ini terletak di desa Sungai Batang dekat dengan danau Maninjau, kab. Agam, prov. Sumatera Barat.

Ada sebuah rahasia yang kebanyakan kita mungkin belum mengetahuinya. Yaitu, kenapa orang-orang seperti; HAMKA, H. Abdul Karim Amrullah, H. Agus Salim, Jendral Suedirman dan yang lainnya hingga saat ini nama-nama mereka masih harum dan penuh makna bagi kita? Adapun jawaban dari sederetan nama-nama yang termashur itu adalah, karena mungkin saja mereka sangat beriamn dan bertaqwa kepada Allah SWT. Agar faqta di atas lebih diatas lebih terasa objektif, maka lihatlah kehidupan para sahabat Rasulullah SAW. Yang mana, nama-nama mereka itu masih harum di peredaran masa hingga saat ini. Untuk menguatkan argumen diatas, maka marilah kita melihat dan memaknai seraya memahami apa yang dikatakan oleh salah seorang ahli hikmah ini, yaitu: '' Seberapa besar ketakutanmu kepada Allah SWT, maka sebesar itu pulalah penghormatan dan penghargaan makhluk Alla kepadamu''.

Semoga nama kita dapat pula dikenal harum oleh orang-orang setelah kita seperti orang-orang yang bertaqwa itu, Hingga peredaran masa ini berakhir nantinya. amin.
Meskipun HAMKA telah wafat, namun semangat dia untuk memuliakan Islam harus terus kita galakkan, perjuangkan dan lestarikan. Kita mendoakan somoga beliau bahagia di alam akhirat sana. Dan semoga kita termasuk hamba pilihan Allah SWT yang dapat memasuki surganya nanti. Wallahu a'la wa a'lam.

Dari berbagai sumber