Tuesday, June 19, 2007

Tahqiq Mazhab As Syafiiy

Tahqiq Mazhab As Syafiiy

Oleh: Era Findo el Faqih ar Riauwiy as Syafiiy

v Jalur kitab fiqih mazhab Syafii:

1. Imam as Syafii menulis kitab al Umm

2. Imam al Muzaniy meringkas kitab al Umm, dengan nama kitabnya: Mukhtasyar al Muzaniy

3. Imam al Haramain (Imam al Juwayniy) mensyarah Mukhtasyar al Muzaniy dalam kitabnya yang berjudul: Nihayah al Mathlab

4. Imam al Ghozali meringkas kitab Nihayah al Mathlab dalam kitab al Basith

5. kitab al Basith diringkas oleh Imam al ghozali dengan judul al Wasith

6. kitab al Wasith diringkas lagi oleh Imam al Ghozaliy dalam kitab berjudul: al Wajiz

7. Imam al Ghozaliy kemudian meringkas kitab al Wajiz dalam kitab Khulashah

8. kitab al Wajiz kemudian disyarah oleh Imam ar Rafii dalam kitab Fathul A'ziz

9. kitab al Wajiz juga diringkas oleh Imam ar Rafii dalam sebuah kitab berjudul al Muharrar

10. Imam an Nawawiy (wafat: 676 H) meringkas kitab Fathul A'ziz dalam kitab Raudhatul Thalibin

11. Imam an Nawawiy juga meringkas kitab al Muharrar dengan judul al Minhaj

12. kitab al Minhaj disyarah oleh banyak ulama. Diantara kitab yang mensyarah kitab al Minhaj yaitu: Kanzu ar Raghibin, oleh Imam al Mahalliy

13. Kitab Kanzu ar Raghibin disyarah oleh al Qalyubiy (wafat: 1068 H), kitab al Qalyubi ini banyak dipelajari oleh berbagai santri di berbagai pondok pesantren.

v Para pembesar mazhab as Syafii:

1. al Muzaniy ( W: 264 H)

2. Imam al Haramain (Imam al Juwayniy),( W:478 H)

3. Imam al Ghozaliy ( W: 505 H)

4. Imam ar Rafii ( W: 623 H)

5. Imam an Nawawiy ( W: 676 H)

6. Imam al Mahalliy

7. Imam as Suyuthiy

8. Imam as Syiraziy (w: 476 H)

9. Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad as Syarbainiy al Khatib

10. Imam Syamsuddin Jamal Muhammad ar Rumliy ( W: 1004 H)

11. Muhammad bin Ibrahim Abi al Faraj al Baghdadiy as Syafiiy

12. Abu Hasan al A'sa'riy

13. Imam Bukhariy

14. Imam Muslim

15. Imam an Nasaiiy

16. Imam al Baihaqiy

17. Imam at Turmudziy

18. Imam Ibn Majah

19. Imam at Thabariy

20. Imam Ibnu Hajar al A'sqalaniy

21. Imam Abu Daud

22. Imam Ibn Katsir

23. Imam ad Dzahabiy

24. Imam al Hakim

25. Imam Izzuddin bin Abdus Salam (ia bergelar Sulthanul Ulama'), dll

v Bioghrafi Imam As Syafiiy:

· Ia lahir dig Guzzah/ Gaza, sebuah desa di negeri Palestina, Pada tahun 150 H. dan ia wafat di Mesir pada hari Juma't di bulan Rajab, tahun 204 H, dalam usia 54 tahun. Ia lahir dalam keadaan yatim.

· Nama lengkap Imam As Syafii: Muhammad bin Idris bin Abbas bin Utsman bin Syafi' bin Saaib bin Ubaid bin yazid bin Hasyim bin Muthallib bin Abdi Manaf bin Qushay.

· Sebelum ia lahir, ibunya bermimpi melihat sebuah bintang keluar dari kandungannya. Bintang itu lalu melambung ke angkasa dan ia pecah menjadi beberapa bagian. Ia jatuh ke sebuah negeri dan menyinarinya. Menurut seorang ahli ta'bir mimpi, hal itu berarti bahwa sang ibu akan melahirkan bayi laki-laki. Kelak bayi itu akan termashur karena keluasan ilmunya.

· Imam as Syafii lahir di tahun wafatnya Imam Hanafiy

· Saat ia berumur 2 tahun, ia diajak oleh ibunya ke Mekkah. Tepatnya di kota Hijjaz. Kota ini merupakan kampung asli ayahandanya. Sebenarnya keberadaan mereka di Guzzah hanya karena ada keperluan saja.

· Di negeri yang baru itu, mereka hidup dalam keadaan miskin. Namun hal itu tak menyurutkan semangat Imam as Syafiiy untuk belajar. Hal itu ia buktikan dengan sebuah prestasi yang gemilang. Yaitu dengan hafiznya beliau pada usia 7 tahun. Karena hapalannya itu, ia sering diminta oleh gurunya untuk membantu mengajar membaca al quran bagi murid-murid yang lain. Dengan itu, ia mendapatkan upah beberapa dirham dari gurunya.

· Melihat kecerdasannya, gurunya menyuruh ia untuk mempelajari bahasa Arab dan sayair-syair di perkampungan Bani Huzail. Disana ia belajar beberapa tahun. Setelah ia menguasai pelajarannya, baru ia kembali ke mekkah.

· Dengan kemahiran beliau dalam berbahasa Arab, maka sangguplah ia mengarang berbagai syair, nasehat hikmah dan perkataan yang indah lainnya. Syekh al Asmui (seorang ahli ilmu syair) berkata: '' Saya membetulkan syair-syair Bani Huzail dengan meminta bantuan kepada seorang anak remaja bernama as Syafiiy''.

· Masa remajanya ia habiskan dengan menuntut berbagai ilmu pengetahuan agama. Ia belajar ilmu tafsir al Quran kepada Ismail bin Qashthanthin. Kepada Imam Sufyan bin Uyaynah, ia belajar ilmu hadits. Dan belajar kepada ulama-ulama yang lain.

· Imam Sufyan bin Uyaynah sangat mengagumi kepandaian Imam as Syafii dalam ilmu tafsir al Quran. Jika ada muridnya yang bertanya kepadanya tentang ilmu tafsir, maka ia berkata: '' Sebaiknya pertanyaan ini kalian tujukan kepada anak muda ini (sambil ia menunjuk Imam as Syafiiy)''.

· Karena kepandaian Imam as Syafiiy dalam menguasai berbagai cabang ilmu, maka mulailah ia dikenal luas di seantaro masyarakat Mekkah. Mereka pun ingin memberikan kedudukan yang tinggi dan penghormatan kepadanya. Namun, Syafiiy belum bersedia menempati kedudukan itu. Karena ia masih ingin terus belajar.

· Kehidupannya yang miskin membuat Syafiiy kesulitan untuk membeli buku. Untuk mensiasati hal itu, Imam as Syafiiy sering mengumpulkan tulang-tulang yang sudah kering dan kertas-kertas bekas. Barang-barang itulah yang ia gunakan untuk mencatat berbagai ilmu pengetahuan dari guru-gurunya. Keadaan miskin tidaklah membuat ia meminta-minta kepada orang lain. Ia berprinsip bahwa dengan kekuranganlah ilmu pegetahuan akan mudah didapat. Ia berkata: Ma aflaha fil i'lmi illa man tholaba fil qillati''.

· Lama-kelamaan tulang-tulang dan kertas-kertas itu memenuhi kamarnya. Sehingga membuat ia tidak dapat tidur dengan nyaman. Akhirnya semua pelaran itu ia hapal. Setelah itu barulah ia membuangnya keluar dari kamar.

· Imam as Syafii pernah bertemu dengan Rasulullah SAW. Dalam mimpi itu Nabi SAW berkata kepadanya, yaitu: '' Wahai anak muda siapa namamu? As Syafiiy menjawab:'' saya Muhammad bin Idris as Syafiiy al Quraisyiy, ya Rasulullah, jawabnya. Kemudian Rasulullah SAW berkata lagi: '' Mendekatlah kepadaku!, kemudain Nabi SAW membelai wajah, mulut dam bibir Syafiiy. Setelah itu Nabi SAW berkata: '' Pergilah nak, semoga Allah memberkatimu''.

· Berguru kepada Imam Malik: Sebelum ia berangkat ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik, terlebih dahulu Imam as Syafiiy meminta surat pengantar kepada walikota Mekkah yang ditujukan kepada walikota Madinah dan untuk Imam Malik sendiri. Sebenarnya, sebelum ia berangkat untuk berguru kepada Imam malik, Imam as Syafiiy telah mengahapal seluruh isi kitab al Muwatha'. Ia dapat mengahapal kitab itu di saat umurnya 10 tahun. Perjalanan ke Madinah ia tempuh selama 8 hari. Dalam perjalanan itu ia sanggup megkhatamkan quran selama 16 kali. Sesampainya di Madinah, ia diantarkan oleh walikota Madinah ke rumah Imam Malik. Awalnya kedatangan as Syafiiy ditolak oleh Imam Malik, pembantunya berkata: '' Tuanku berpesan jika tuan akan bertanya soal agama, silahkan tuan tulis di secarik kertas. Namun jika tuan ingin belajar, tentu tuan tahu jadwal beliau mengajar di mesjid''. Akhirnya walikota Madinah menyerahkan surat pengantar yang dibawa oleh as Syafiiy. Setelah membaca surat pengantar itu, Imam Malik berkata:'' Subhanallah, apa jadinya jika untuk belajar hadits saja harus membawa surat pengantar dari walikota?''. Setelah berkenalan, Imam Malik mempersilahkan as Syafii untuk datang besok lusa dalam rangka mempelajari kitab al Muwatha'. Kemudian as Syafiiy berkata: '' Saya telah menghafalkan kitab itu guru!''. Mendengar ungkapan itu Imam Malik merasa heran bercampur kagum. Kemudian ia mengetes hapalan as Syafiiy. Akhirnya ia mempersilahkan as Syafii untuk tinggal bersamanya. Dan dialah murid kesayangan Imam Malik.

· Sebagai hadiah atas prestasi as Syafii dan kerajinannya, maka Imam Malik membiayai seluruh kebutuhan Imam as Syafiiy. Tentang kedermawanannya itu, Syafiiy berkata: '' Imam Malik telah memberiku ilmu pengetahuan, menentramkan hatiku dan tidak ada orang lain yang paling banyak bantuannya kepadaku selain dia''.

· Imam as Syafiiy sangat mengagumi penghormatan Imam malik terhadap hadits-hadits Nabi SAW. Beliau mengkhabarkan, bahwa Imam Malik setiap akan mengajar hadits ia terlebih dahulu mandi, kemudian berwudu serta memakai baju yang bagus dan memakai wangi-wangian, setelah itu barulah ia mengajar. Hal ini juga diakui oleh Imam malik sendiri. Imam Malik berkata: '' Setiap aku akan menyampaikan hadits-hadits Rasulullah SAW, aku berusaha dalam keadaan suci''.

· Karena kepandaian Imam as Syafiiy, maka ia dipercaya untuk mewakili Imam Malik dalam mengajarkan kitab al Muwatha'. Setiap selesai musim haji, Syafiiy ia tugaskan untuk mengajarkan kitab al Muwatha' kepada kaum muslimin dari Mesir. Dari sinilah masyarakat Mesir mulai mengenal Syafiiy.

· Dalam mengajar itu, ia pernah bertemu dengan murid Imam Ja'far as Shadiq. Dikesempatan yang lain ia bertemu dengan pemuda yang datang dari Iraq. Ia bertanya kepada pemuda itu: '' Saudaraku, siapakah ulama yang paling pandai di negeri anda?'' pemuda itu menjawab: '' Imam Abu Yusuf dan Muhammad bin Hassan. Keduanya adalah murid Imam Hanafiy''. Mendengar berita itu, terdoronglah keiinginannya untuk pergi ke Iraq guna belajar kepada mereka. Setelah mendapat restu dari Imam Malik, maka pergilah ia. Perjalanan ke Iraq itu ia tempuh selama 24 hari. Ia tinggal disana selama 2 tahun. Disana ia juga mengajarkan kitab al Muwatha'. Dari Iraq, ia melajutkan pengembaraannya ke Roma, hirah dan terus ke Palestina. Dari Palestina ia pergi ke Madinah. Perjalanan dari Palestina itu ia tempuh selama 27 hari. ia tiba di Mesjid Nabawi. kebetulan saat itu Imam Malik sedang mengajar. Maka diam-diam ia mengikutinya. Pada kesempatan itu, Imam Malik mengajukan sebuah pertanyaan kepada para muridnya. Namun tak ada satupun dari mereka yang bisa menjawabnya. Kemudian Imam as Syafiiy membisikkan jawaban pertanyaan itu kepada seseorang yang berada di sampingnya. Imam Malik tertegun mendengar jawaban itu. Pemuda itu pun menjelaskan bahwa jawaban itu ia perolah dari Imam as Syafii. Seketika itu juga Imam Malik turun dari kursi dan memeluk murid kesayangannya itu. As Syafiiy tinggal di Madinah hingga gurunya itu wafat, tepatnya pada hari Ahad, 10 Rabiul Awal tahun 179 H dalam usia 87 tahun.

· Setelah gurunya wafat ia mendapat undangan dari walikota Yaman yang saat itu sedang berziarah ke makam Rasulullah SAW. Namun sebelum ia berangkat ke Yaman, terlebih dahulu ia menziarahi ibunya di Mekkah.

· Di Yaman Imam as Syafiiy menjadi seorang mufti dan guru besar. Disana ia juga mendapat gelar Imam. Di Yaman as Syafii berguru kepada Yahya bin Hasan.

· Pada usia 30 tahun, Imam as Syafii menikah dengan Siti Hamidah binti Nafi, salah seorang cucu Khalifah Usman bin Affan. Dari pernikahannya itu, ia dikaruniai 3 orang anak. Yaitu: '' Abu Utsman Muhammad, Fatimah dan Zainab.

· Diantara kelebihan Imam as Syafii adalah ia sangat dermawan. Ia senantiasa menyedekahkan hartanya kepada fakir miskin. Suatu saat ia pernah mendapatkan hadiah dari Khalifah Harun ar Rasyid sebanyak 500 dinar. Uang sebanyak itu hanya ia ambil 100 dinar saja, sisanya ia sedekahkan kepada orang-orang yang membutuhkan.

· Kelebihan beliau yang lain adalah ia sangat rajin dalam beribadah. Setap malam ia selalu shalat tahajjud dan membaca al Quran. setiap bulan ia sanggup mengkhatamkan al Quran sebanyak 30 kali dan pada bulan Ramadhan ia sanggup mengkhatamkannya selama 60 kali.

· Suatu saat Harits bin Daud (teman Imam as Syafiiy) membaca al Quran di hadapannya. Ia membaca ayat yang menceritakan tentang hari kiamat. Seketika itu juga tubuh Imam as Syafii bergetar, wajahnya pucat, kemudian ia jatuh pingsan. Setelah tersadar, ia berdoa: '' Ya Allah, aku memohon perlindungan-MU, dari orang-orang yang berdusta. Kepada Engkau-lah hati orang-orang yang arif akan tunduk. Mereka menyerahkan dirinya kepada-MU. Ya Allah, anugerahilah aku dengan kemurahan-Mu, tutupilah kesalahanku dengan tabir kebaikan-MU. Ampunilah aku dengan kemuliaan-Mu.

· Dalam kesehariannya Imam as Syafiiy sangat sederhana. Ia tak pernah memakai pakaian yang mewah dan mahal. Lebih-labih lagi dalam soal makanan. Ia sangat tak suka makan banyak. Mengenai hal itu ia berkata: '' Saya tak pernah makan samapi kenyang selama enam belas tahun. Sebab kekenyangan itu akan menambah berat badan, membekukan hati, menumpulkan pikiran, mengakibatkan banyak tidur dan menimbulkan kemalasan untuk beribadah kepada Allah''.

· Cobaan yang diderita Imam as Syafiiy. Sewaktu ia berada di Yaman ada sekelompok orang yang tidak menyukainya. Mereka memfitnahnya. Ia dituduh terlibat dalam kegiatan pemberontakan terhadap Khalifah Harun ar Rasyid. Disaat itu memang sedang gencar-gencarnya pemberontakan yang dilakukan oleh penduduk Yaman kepada sang Khalifah. Mendengar berita itu, Harun ar Rasyid segera menangkap para pemberontak. Imam as Syafii juga turut ditangkap. Sebenarnya para penduduk menolak dengan keras penangkapan Imam as Syafii. Di pengadilan Imam as Syafiiy memberikan alasan yang mantap. Ia membacakan ayat al Quran Q.S. al Hujarat: 6, yang artinya: '' Wahai orang-orang yang beriman, jika dating kepada kalian orang-orang fasik membawa suatu berita, (maka) carilah kejelasan berita tersebut''. Imam as Syafii kembali berkata: '' Sungguh berdustalah orang-orang yang telah memberitakan kepada khalifah, bahwa saya memberontak. Saya adalah orang yang insyaAllah akan selalu menjaga kehormatan Islam dan kemuliaan bangsa. Cukuplah dari penjelasan ini Baginda bisa mengambil keputusan yang tepat''. Akhirnya sang Khalifah membebabaskannya.

· Guru Imam Syafii di Mekkah: Sufyan bin Uyaynah (gurunya di bidang ilmu hadits), Muslim bin Khalid az Zanjiy, Saiid bin Salim al Qadah, Daud bin Abdurrah al Athar, Abdul Majid bin Abdul Aziz bin Abi Daud.

· Guru Imam Syafii di Madinah: Imam Malik, Ibrahim bin Said al Anshariy, Abdul Aziz bin Muhammad ad Darawardiy, Abdullah bin Nafi' as Saigh.

· Guru Imam Syafii di Yaman: Mathraf bin Mazan, Hisyam bin Yusuf (dia adalah Qadhi di Shana'), Amru bin Abi Salamah (dia adalah teman dekat Imam al Auzai'iy), Yahya bin Hassan (ia adalah teman dekat Imam Laits bin saad).

· Guru Imam Syafii di Iraq: Waqi' bin Jarah, Himmad bin Usamah, Ismai'l bin U'lyah, Abdul Wahab bin Abdul Majid, Muhammad bin Hassan.

v Di Iraq Imam as Syafii banyak berguru kepada murid Imam Hanafi.

v Kebanyakan dari pengikut Ahlu as Sunnah Wa al Jamaah adalah bermazhab as Syafii.

v Pengembaraan Imam Syafii:

· Dari Palestina

· Ke Mekkah pada umur dua tahun.

· Ke Madinah

· Ke Iraq/ Baghdad. Pada tahun 195 H. di Iraq ia belajar kepada murid-murid Imam Hanafi. Seperti: Abu Yusuf, Muhammad bin Hassan, dll.

· Ke Roma

· Ke Hirah

· Ke Palestina

· Ke Madinah lagi (ia kembali belajar selama 4 tahun dengan Imam Malik, hingga Imam Malik wafat pada bulan Rabiul Awal, tahun 179 H, dimakamkan di Baqi'. Saat itu Imam Syafii berusia 29 tahun)

· Ke Mekkah dalam rangka menziarahi ibunya

· Ke Yaman. Ia belajar kepada Yahya bin Hassan

· Ke Iraq lagi. Disini ia menulis lebih kurang 40 buku.

· Ke Mekkah. Yakni pada tahun 181 H. Tak lama di Mekkah, ibunya pun wafat. Di Mekkah ini Imam as Syafiiy membuka halaqah di Mesjidil Haram. Tepatnya di samping makam Nabi Ibrahim di dekat sumur zam-zam. Disana banyak orang yang belajar padanya. Termasuk jamaah haji yang datang ke Mekkah. Melalui merekalah mazhab Syafii tersebar di seluruh dunia. Disana ia tinggal selama 17 tahun.

· Kemudian ke Baghdad lagi. Sebab ia mendengar Abu Yusuf dan Muhammad bin Hassan wafat. Ia tinggal di sana selama sebulan. Di daerah ini ia berpisah untuk terakhir kali dengan muridnya tersayang Imam Ahmad bin Hambal. Imam Ahmad bin Hambal menganggap Imam as Syafiiy sebagai ayah angkatnya sendiri. Sebab dari kecil ia yatim, dan Imam as Syafiiy-lah yang sering membantunya.

· Ke Mesir. Ia tiba pada 28 Syawal, Pada tahun 199 H. (di Mesir ia membuka perguruan ilmu di mesjid Amru bin A'sh, hingga akhirnya Imam Syafii wafat di Mesir). Di sana ia disambut oleh Abbas bin Musa selaku walikota Mesir. Ia menawarkan Imam untuk tinggal di istananya. Namun syafiiy menolak. Ia kemudian tinggal di Rumah Imam Abdullah bin Abdul Hakam (salah seorang murid Imam Hanafi). Di Mesir ini Imam as Syafii menulis lebih kurang 73 buku dan lebih kurang 40 bukunya ia tulis di Iraq.

v Murid-murid Imam Syafii:

1. Abu Abdullah Ahmad bin Hambal

2. Ismail bin Yahya al Muzaniy (di Mesir. Lahir pada: 175 H dan wafat pada 264 H. Imam as Syafii berkata tentang al Muzaniy: '' al Muzaniy adalah penolong mazhabku''.)

3. al Hasan bin Muhammad as Shabah az Za'faraniy

4. al Husein al Karabisiy (di Baghdad. Awalnya ia adalah pengikut ahli ra'yi. Kemudian ia berpindah kepada mazhab as Syafii)

5. ar Rabi' bin Sulaiman al Muradiy (di Mesir. Dia adalah muadzin di mesjid Amru bin A'sh. Lahir: 174 H dan wafat pada tahun 270 H)

6. ar Rabi' bin Sulaiman al Jiziy (di Mesir, sewaktu Imam Syafii wafat, dialah yang berada di dekatnya, dengan arti kata melepasnya)

7. Abu ya'qub Yusuf bin Yahya al Buwaytiy (di Mesir. Ia wafat pada: 231 H)

8. Harmalah bin Yahya at Tajibiy

9. Muhammad bin Abdullah al Mishriy (di Mesir. Lahir: 166 H dan wafat: 243 H)

10. Abu Abbas Ahmad bin Umar bin Suraij (wafat: 306 H)

11. Abdullah bin Zubair, dll.

v Adapun negeri asli ayah Imam Syafii adalah di Mekkah. Oleh karena itulah, disaat Syafii berumur dua tahun, ia diajak oleh Ibunya pindah ke Mekkah.

v Awal mula pengembaraan Imam Syafii dalam menuntut ilmu adalah di Mekkah. Di negeri ini ia belajar ke berbagai ulama. Serta iapun belajar bahasa arab ke berbagai kabilah Badwiy. Itulah yang menjadikan Imam Syafii mahir dalam berbahasa arab dan tahu akan literaturnya.

v Imam Syafii menamatkan hapalan qurannya saat ia berumur 7 tahun. Dan tamat menghapal kitab al Muwatha' pada umur 10 tahun. Maka, pada umur 13 tahun ia belajar kepada Imam Malik. Adapun guru beliau dalam bidang tata baca al Quran adalah; Ismail bin Qasthanthin.

v Pada umur 28 tahun, tepat pada bulan Syawal tahun 198 H, Imam Syafii memasuki daerah Mesir.

v Beberapa pujian Para ulama kepada Imam Syafii:

1. Abdurrah bin Mahdi Berkata: '' Tidak ada satu shalat pun yang telah aku lakukan, kecuali di dalam shalat itu aku selalu berdoa untuk Imam Syafii''.

2. Imam Ahmad bin Hanbal berkata: '' Imam Syafii itu ibarat matahari bagi dunia''.

3. Imam Ahmad bin Hambal berkata: '' Imam as Syafii adalah orang yang paling tahu tentang kitab Allah dan sunnah Rasul-NYA''.

4. Imam Ahmad bin Hambal juga berkata: '' Saya tidak mengetahui naasakh hadits dari yang mansukhnya hingga saya duduk dan belajar kepada Imam as Syafiiy''.

5. berkata Yunus bin Abdil A'la: '' Jika dikumpulkan seluruh akal manusia, maka tentulah akal Imam Syafii lebih luas''.

6. para ahli sejarah berkata tentang Imam as Syafii: '' Imam as Syafiiy adalah Imam dunia. Dan ia merupakan orang yang paling luas pengetahuannya baik di timur maupun di Barat.

v Beberapa perkataan Imam as Syafiiy:

1. ia berkata kepada Imam Ahamd bin Hambal (ia adalah murid Imam as Syafiiy): '' Engkau lebih tahu dan lebih mengerti tentang hadits dari pada saya. Jadi, jika engkau memiliki hadits yang shahih, sampaikanlah kepada saya''.

v Tentang kitab ar Risalah:

· Kitab ar Risalah ini ia tulis sebanyak 2 kali. Oleh karena itulah para ulama menamakannya dengan ar Risalah al Qadimah dan ar Risalah al Jadidah. Kata Ustadz Ahmad Syakir: '' Imam Syafii menulis kitab ar Risalah al Qadimah di Mekkah''. Namun kitab ar Risalah al Qadimah ini tidak sampai kepada kita. Adapun kitab ar Risalah al jadidah, ia karang di Mesir. Namun Imam Syafiiy tidaklah menamakan kitab ini dengan nama ar Risalah.dia hanya menamakan kitab ini dengan: al Kitab. Kitab ini ia kirimkan kepada Abdurrahman bin Mahdiy.

v Dalam kitab Kasfu az Zunun, disebutkan beberapa ulama yang telah mensyarah kitab ar Risalah ini, yaitu:

1. Abu Bakar Muhammad bin Abdullah as Syaibaniy al Jauzaqiy an Naisaburiy (wafat: 388 H)

2. Muhammad bin A'li al Qaffal al kabir as Syasyiy (wafat: 365 H. Dia adalah ulama yang menulis kitab masalah al Jadal yang pertama kali)

3. Abul Walid Hassan bin Muhammad an Naisaburiy al Qarsyiy al Amawiy (wafat: 349 H)

4. Abu Bakar Muhammad bin Abdullah as Shirafiy, dalam kitabnya bernama: Dalail al A'lam. (wafat: 330 H)

5. Abu Zaid Abdurrahaman al Jazuliy

6. Yusuf bin Umar

7. Jamaluddin al Afqahasiy

8. Ibn al Fakihaniy Abu Al Qasim bin Isa bin Naji[1]

9. Abdullah bin Yusuf Abu Muhammad al Juwayni (wafat: 438 H)[2]

v Buku-buku penting dalam mazhab Syafii:

1. ا لأم : Abu Abdullah Muhammad bin Idris as Syafii

2. مختصر المزنى : al Muzaniy

3. المهذب : Imam as Syiraziy

4. التنبيه فى فروع الشافعية : Imam as Syiraziy

5. نها ية المطلب فى دراية المذهب : Imam al Juwainiy (Imam al Haramain)

6. البسيط فى الفروع : Imam al Ghozaliy

7. الوسيط فى الفروع المذهب: Imam al Ghozaliy

8. الوجيز فى فقه مذهب امام الشا فعى : Imam al Ghozaliy

9. المحرر : Imam ar Rafii

10. الروضة فى الفروع : Imam An Nawawiy

11. فتح العزيز فى شرح الوجيز : Imam ar Rafii

12. منهاج الطالبين : Imam an Nawawiy

13. مخنى المحتاجا الى معرفة معانى الفاظ النهاج : Khatib as Syarbainiy

14. نهاية المحتاج شرح النهاج : Imam ar Romliy

15. : متن ابى شجاعImam Abi Syuja'

16. متن المهزب : Imam as Syiraziy

17. الروضة : Imam an Nawawiy (kitab ini adalah ringkasan dari kitab Fath al Aziz Syarh al wajiz oleh Imam ar Rafii)

18. المجموع شرح المهذب : Imam an Nawawiy

19. حاشيتا قليوبي و عميرة : Oleh Imam Syihabuddin al Qalyubiy dan Syekih Umairah

20. الاءشباه و النظاءر :Imam as Suyuthiy

21. الاءقنع فى حل الفاظ ابن شجاع : Syamsuddin al Khatib

22. الحاوى الكبير : Imam al Mawardiy

23. احياء علوم الد ين : Imam al Ghozaliy

24. dll

v Beberapa negeri yang bermazhab as Syafii: Mesir bagian bawah, Arab Saudi bagain barat, Suriah, Iraq, Syam, Khurasan, Yaman, Parsi, Hijjaz, sebagain wilayah India, Indonesia, Malaysia, Brunai Darussalam, Pantai Koromandel, Malabar, Hadhramaut, Bahrain. Dll. Khusus tentang penyebaran mazhab ini hingga ke Indonesia dan Malaysia, adalah dibawa oleh para pedagang dari tanah arab.

v Sejarah Mazhab as Syafii: Imam as Syafiiy muncul disaat pertentangan hebat yang terjadi diantara ahlu hadits dan ahlu ra'yi yang hanya mengutamakan akal dan ijtihad semata. Melihat fenomena ini, maka Imam As Syafii berguru kepada Imam Malik sebagai ulama ahli hadits. Dan Imam as Syafiiy berguru kepada Muhammad bin Hassan as Syarbaini selaku ulama penganut ahli ra'yi.

v Adapun urutan mazhab yang empat yaitu: Mazhab Hanafiy, Malikiy, Syafiiy dan Hambaliy.

v Dasar-dasar mazhab as Syafiiy:

1. al Quran al Karim.

2. as Sunnah an Nabawiah. Melalui dasar yang kedua ini, Imam as Syafiiy berkata: '' Jika terdapat hadits yang shahih, maka itu adalah mazhabku''.

3. al Ijma' . Adapun ijma' yang dimaksudkan oleh Imam Syafiiy adalah Ijma' para sahabat Rsaulullah SAW. Bukan ijma'/ kesepakatan seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap sebuah hukum. Karena menurut Imam as Syafiiy hal ini tidak mungkin terjadi.

4. al Qiyas

Dalam hal dasar mazhab ini Imam as Syafii menolak beberapa dasar beberapa Imam mazhab yang lain seperti:

1. Ia menolak konsep istihsan di dalam mazhab Hanafiy. Dalam menolak hal ini Imam as Syafiiy berkata: '' Siapa yang telah berani beristihsan, maka sungguh ia telah mensyariatkan sesuatu hukum''.

2. konsep al Masaalih al Mursalah yang di pakai oleh Imam Malik.

3. konsep amalan ahli Madinah yang diapakai oleh Imam Malik.

4. konsep Perkataan sahabat

5. Imam as Syafii menolak khabar ahad

v Imam as Syafiiy membagi ilmu syariah kepada dua bagian:

1. I'lmu al 'Ammah : ia adalah ilmu asli. Yang padanya ada nas hukum. Seperti: Shalat, zakat haramnya membunuh dll.

2. I'lmu al Khashah : ia adalah ilmu cabang. Yang apadany tak terdapat nas. Jadi para fuqaha' sangat dituntut kemampuannya untuk mendatangkan nas yang pas.

v Tentang Qaul al Qadim dan Qaul al Jadid: istilah Qaul al Qadim diperuntukkan bagi sejumlah ijtihad Imam as Syafiiy takkala ia berada di Baghdad/ Iraq. Dan untuk istilah Qaul al Jadid adalah istilah bagi sejumlah ijtihadnya yang baru saat ia menetap di negeri Mesir. Ketahuilah, bahwa tidak semua Qaul al Jadid menghapaus Qaul al Qadim. Penyebab Imam as Syafiiy mengeluarkan pendapatnya yang baru (baca: Qaul al Jadid) ini adalah karena stuasi di Mesir sangat berbeda dengan stuasi yang pernah dihadapi oleh Imam as Syafiiy takkala ia berada di Baghdad. Penyebab yang lain adalah karena di Mesir paham Mu'tazi;ah berkembang pesat. Jika tidak ditegaskan peragantian Qaul al Qadim oleh Qaul al Jadid, sementara diantara kedua qaul itu ada kecocokan, maka kita dapat menggunakan salah satu darai qaul itu. Kedua qaul inilah yang mendikan cikal-bakal meluas dan berkembangnya mazhab Syafiiy ke berbagai negeri. Contoh buku Imam as Syafii di Baghdad adalah al Hujjah. Dalam masalah qaul ini, Imam as Syafii berkata takkala ia berada di Mesir: '' Tidak akan menjadi solusi bagi orang yang meriwayatkan kitabku di Baghdad''.

v Imam as Syafiiy pernah berkata kepada para muridnya: '' Adalah aku sangat menyenangi dua hal: memanah dan ilmu''. Hal ini terbukti. Dalam hal memanah, dijelaskan bahwa jika Imam as Syafii memanah dengan sepuluh anak panah, maka kesepuluh anak panah itu dapat mengenai sasaran. Apalagi dalam masalah ilmu. Melihat hal ini, para murid Imam as Syafii berkata: '' Demi Allah, adalah engkau dalam keilmuan lebih hebat dari pada memanah''.

v Buku-buku karangan Imam as Syafiiy:

1. al Hujjah : buku ini ia karang di Iraq

2. al Umm : ia tulis di Mesir

3. ar Risalah : ia tulis di Mesir

4. Diwan as Syafii : ia tulis di mesir

5. al Imla as Saghir

6. al Amali al Kubra

7. Musnad as Syafiiy

8. al Qadim atau nama lainnya: al Madsuth, al Hujah, al Baghdad

9. al Imla Fi Ghazwah Badar

10. al Imla A'la Muhammad bin Hassan

11. al Imla A'la Kitab al Waqidiy

12. al Imla A'la Masyail Asyhab

13. al Imla A'la Masyail Ibn al Qasim

14. Ahkaam al Quran

15. Ikhtilaf al Hadits,dll

v Tiga Kitab rujukan utama mazhab as Syafiiy:

1. al Umm : Imam as Syafiiy

2. al Muhazzab : as Syiraziy

3. Minhaj at Thalibin : Imam an Nawawiy

v Kitab Minhaj at Thalibin banyak di syarah oleh berbagai ulama. Diantaranya, yaitu:

1. Mughni al Muhtaj : Khatib as Syarbainiy

2. al Mahalli : Jalaluddin

3. Nihayah al Muhtaj : Imam ar Rumliy

4. Tuhfat al Muhtaj : Ibnu Hajar al Haitamiy

v Kitab-kitab yang membahas rijal (penganut mazhab) as Syafiiy:

1. Thabaqat as Syafiiyyah al Kubra : Tajuddin Abdul Wahab bin Abdul Kafi as Subkiy (wafat: 771H)

2. Thabaqat as Syafiiyyah : Jamaluddin Abdur Rahim bin Hasan al Isnawiy (wafat: 772H)

3. al Imam as Syafiiy : Muhammad Abu Zahrah

4. Adaab as Syafiiy Wa Manaaqibuhu : Abdurrahaman bin Abi Hatim ar Raziy

5. Thabaqat as Syafiiyyah : Ibnu Hidayatullah al Husainiy

v Tentang Imam al Muzaniy:

· Kata Imam Ibnu Abi Hatim, nama lengkap al Muzaniy adalah: Ismail bin Yahya al Muzaniy Abu Ibrahim al Mishriy

· Ia lahir: pada 7 Syafar, 175 H.

· Ia wafat di Mesir, pada hari Rabu, bulan Rabiul Awal tahun 264 H. Dan dikuburkan jenazahnya pada hari kamis.

v Buku-buku karangan Imam al Muzaniy:

1. al Mabsuth

2. al Jami' al Kabir

3. al jami' as Saghir

4. al Mukhtasyar al Muzaniy Fi Furu' as Syafiiyyah

5. Mukhtasyar al Mukhtasyar

6. Nihayah al Ikhtisyar

7. al Mantsur

8. al Masail al Mu'tabarah

9. al Watsaaik

10. al Aqaarib

11. at Targhib Fi al Ilmi

12. sebuah kitab yang tidak dikeatahuai namanya dan tak ditemukan. Isi dari kitab ini tidak cocok dengan mazhab as Syafiiy. Dengan arti kata ia menulis kitab ini berdasarkan pendapatnya sendiri.

v Murid-murid Imam as Syafiiy:

1. Ahmad bin Abdullah bin saif Abu Bakar as Sijistaniy

2. Ishaq bin Musa bin Imran al Asfarayaybiy

3. al Marwaziy

4. al Anmathiy, dll

bersambung



[1] Kasf az Zunun, jilid 1, halaman 873

[2] Imam az Zarkasyi, al Bahr al Muhith, juz 1 halaman 7