Saturday, May 12, 2007

Memaknai Waktu Pagi

Memaknai Waktu Pagi

Oleh: Era Findo el Faqih

Nabi SAW bersabda: ''Berpagi-pagilah untuk keluar mencari rezeki, karena keluar pada pagi hari itu akan membawa berkah dan keberhasilan''. (H.R al Bazzar dan Thabraniy)

'' Jangan sampai ayam jantan lebih cerdas darimu, dikarenakan dia berkokok sebelum fajar, sementara kamu masih mendengkur hingga matahari terbit'' .(Nasehat Lukmanul Hakim kepada anaknya)

Suatu Pagi Di Dalam Hidupmu; Sebuah Prolog

Dari dua ungkapan di atas dapatlah kita pahami, bahwa waktu pagi adalah waktu yang sarat makna dan mengandung berkah. Maksud dari berkah disini adalah bukan saja berkah yang diperoleh oleh pelakunya sendiri, namun dia juga membawa berkah bagi orang lain. Orang yang telah terbiasa memanfatkan waktu pagi tentu sangat jauh berbeda dengan orang yang hanya melewati waktu paginya dengan sesuatu yang kurang berguna. Dalam sebuah penelitian dikatakan: '' Bahwa cuaca di waktu pagi itu akan membuat orang lebih cerdas''. Ketahuilah, awal dari suatu hari adalah di suatu pagi. Allah SWT telah menetapkan kepada hamba-NYA untuk memulai dalam berusaha di waktu pagi. Cobalah tadabburi (Q.S an Naba': 11)

Dalam sebuah sabdanya, Nabi Muhammad SAW telah memberikan keterangan. Bahwa para malaikat saling bergantian di waktu pagi (ketika subuh) dan di sore hari (ketika ashar). Allah SWT telah bersumpah di dalam al quran dengan waktu pagi (Q.S at Taqwir: 18). Suatu pagi itu adalah awal dari kehidupan. Maka awalilah suatu pagi itu dengan kebaikan. Supaya kita memperoleh akhir yang baik dan keberkahan.

Waktu pagi adalah waktu yang mulia. Waktu pagi juga merupakan waktu untuk memulai perjuangan. Dalam hal ini Rasulullah SAW telah memberikan contoh teladan kepada kita. Diriwayatkan bahwa beliau megirimkan bala tentaranya di waktu pagi. Ketika beliau hijrah ke Madinah, ia memulai hijrah di waktu pagi. Serta ada juga kisah seorang sahabat yang sering mengirimkan barang dagangannya di waktu pagi. Puncaknya sahabat itu dapat memperoleh laba yang melimpah. Waktu pagi juga merupakan simbol kasih sayang. Hal ini dibuktikan oleh Rasulullah SAW terhadap putrinya tersayang. Adalah Fatimah az Zahra bercerita: '' Ayahku lewat di sampingku, beliau menggerakkanku dengan kakinya dan berkata: '' Wahai anakku bangunlah. Saksikanlah rezeki tuhanmu dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai. Karena Allah SWT membagikan rezeki kepada hambanya antara terbit fajar dan terbit matahari''. (H.R Ahmad Dan Baihaqiy)

Beberapa Solusi Dalam Memaknai Waktu Pagi

Pertama, solusi internal:

1. Orientasi dan tujuan hidup dalam menggapai ilmu

Seorang pribadi muslim yang bisa dijadikan figur adalah seorang muslim yang memiliki orientasi dan tujuan hidup yang jelas dan terencana. Pernahkah kita merenungi, sudah berapa waktu pagikah yang kita lewatkan? Mungkin kita telah lalai selama ini. Karena seiring berlalunya waktu pagi, ilmu yang kita miliki belum juga bertambah. Bahkan mungkin berkurang. Oleh karena itu, tentukanlah tujuan hidup dan iringi dia dengan usaha semaksimal mungkin.

Khatib al Baghdadiy pernah menceritakan tentang kehidupan Imam Ibn Jarir at Thabariy. Bahwa at Thabariy selama empat puluh tahun dari usianya yang terakhir mampu menulis sebanyak empat puluh halaman dalam sehari. Namun yang mengesankan adalah, apa yang ia tuangkan dalam tulisannya itu justru ia peroleh di awal-awal subuh setelah menunaikan Qiyamul lail. Dan dia juga memurajaa'h hafalannya di waktu subuh.

Hendaklah kita selalu menggapai berkah di waktu pagi. Adapun cara-cara untuk menggapai berkah di waktu pagi:

v Dekaplah keheningan di waktu pagi

v Pandanglah petala-petala langit yang luar biasa itu

v Segeralah membuka pintu-pintu rahmat dari Allah SWT dengan usaha dan amal kebajikan

v Anggaplah kita mendengarkan doa-doa para Malaikat yang mendoakan kita dengan kebaikan-kebaikan di waktu pagi

v Sapalah orang-orang yang kita cintai di waktu pagi

2. Perlunya manajemen waktu (optimalisasi waktu pagi)

Para pakar kesehatan telah mengakui, bahwa orang yang giat bekerja pada waktu pagi lebih produktif dari pada orang yang giat bekerja pada sore hari atau pun pada malam hari. Bekerja di waktu pagi tidak akan membuat kita cepat letih, sebab cuacanya dingin. Mungkin inilah diantara penyebab kenapa para pekerja di kantor-kantor lebih betah bekerja di kedinginan AC. Lagi pula di waktu pagi suasananya sangat hening dan kondisi jiwa dalam keadaan bersih.

Ingat, sehari itu hanya dua puluh empat jam. Tidak lebih dan tidak kurang. Maka optimalkanlah waktu pagi itu dengan amal dan ilmu. Serta kurangilah bicara dan perbanyaklah karya. Satu hal yang harus kita waspadai adalah, jangan sampai kita terlambat bangun di waktu pagi untuk sholat subuh. Sebab Nabi Saw bersabda: '' Orang yang tidur semalaman suntuk dan dia pun terlambat bangun pagi, maka sungguh kedua telinganya telah dikencingi oleh syetan''. (H.R Muslim)

Adapun hikmah-hikmah kemulian waktu pagi, yaitu:

v Karena suatu pagi bisa merubah hidupmu

v Kehidupan pagi adalah ciri orang saleh

v Sesungguhnya ilmu Allah SWT itu turun pada waktu pagi

v Sesungguhnya waktu pagi itu tidak akan berubah, yang berubah adalah diri kita

v yang paling utama adalah, anggaplah pagi ini pagi yang terkhir dalam hidup kita. Maka dengan anggapan yang seperti ini kita akan lebih bersemangat lagi untuk memanfaatkan waktu pagi

kedua, solusi eksternal:

1. Suri tauladan

Suri tauladan kita yang utama adalah Nabi Muhammad SAW. Namun dalam mencari suri tauladan ini, kita juga dapat mencontoh orang-orang saleh yang mereka telah sukses di waktu paginya. Mereka selalu mengisi waktu paginya dengan amal dan ilmu. Dalam hidup ini memang seorang figur yang saleh itu sangat dibutuhkan. Salah memilih figur, maka kita akan hancur.

Ada sebuah filosofi yang agung yang diajarkan oleh agama kita, yaitu sebuah kata hikmah menerangkan: '' Untuk hal-hal yang mulia, maka melihatlah ke atas''. Artinya adalah, carilah tauladan tempat mencontoh yang lebih utama. Dengan arti kata adalah kita harus sukses mencari figur yang tepat. Namun tentu dengan satu catatan, bahwa selain Rasulullah SAW tidaklah ada seorang pun manusia yang ma'shum. Maka ambillah sisi positif dari setiap figur yang kita teladani.

Orang yang terbiasa beramal, beribadah dan berbuat kebajikan-kebajikan, kemudian ia tertimpa sakit, maka takkala ia sakit itu pahalanya akan tetap dicatatkan sebagaimana ia sehat. Ini sesuai dengan sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Turmidzi. Dalam sebuah ungkapan dikatakan: '' Orang yang bijak tentu dia tidak akan bersenang-senang dengan melelapkan dirinya pada waktu pagi. Sebab orang yang bijak ia akan menyadari bahwa bersenang-senang itu bukanlah di tengah jalan (di dunia), namun bersenang-senang itu adalah di tempat tujuan (di akhirat)''.

2. Perlunya lingkungan dan sahabat yang baik

Pernahkah kita berpikir tentang lingkungan kita saat ini, tentang sahabat-sahabat yang kita anggap baik itu? Adakah mereka membawa kita kepada jalan kebenaran? Jika ada, maka ikutilah ia. Di alam dunia ini perlu kita sadari, bahwa sahabat itu adalah bagaikan magnet. Sebab dia bisa menarik bahkan menyeret kita.

3. Mulailah dengan usaha dan iringilah dengan doa

Sebuah ungkapan filosofi dalam berusaha: '' Jika anda berpikir bisa, maka anda akan bisa untuk hal itu''. Maka berpikirlah dulu bisa untuk berbuat dalam mengoptimalkan waktu pagi. Sesungguhnya taqdir Allah SWT itu ada di ujung usaha seorang hamba (coba tadabburi Q.S ar Ra'du: 11 ). Hasil yang kita peroleh, insyaAllah akan sesuai dengan kadar usaha yang telah kita usahakan kearah tujuan itu. Jika ternyata tidak sesuai, maka ketahuilah bahwa itulah yang terbaik. Sebab Allahlah yang lebih tahu yang terbaik bagi hamba-NYA. Tentang pentingnya usaha dan utamanya doa dan hubungan yang erat diantara keduanya, hal itu dapat kita telusuri dalam ungkapan ini: '' Usaha tanpa doa, itu artinya sombong. Namun doa tanpa usaha, itu artinya omong kosong''.

Untuk memotifasi diri agar kita lebih memanfaatkan waktu pagi, maka usahakanlah sehabis shalat subuh beri'tikaf di mesjid. Sebab orang yang shalat subuh di mesjid, kemudian ia berdzikir hingga waktu dhuha serta ia sertai dengan shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala seperti:

v H. R Tirmidzi : '' Pahalanya bagaikan orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah dengan sempurna, sempurna dan sempurna''.

v H.R Abu Daud dan Ahmad : '' Dosanya akan diampuni, meskipun dosanya lebih banyak dari buih di lautan''.

v H.R Ibnu Abi Dunya : '' Tubuhnya tak akan tersentuh oleh api neraka''.

Penutup

Sungguh, tidak ada yang tidak mungkin di dalam hidup kita di atas dunia ini. Selagi kita mampu dan mau berusaha untuk memanfaatkan waktu pagi, maka insyaAllah kita tidak akan termasuk kepada golongan orang-rang yang merugi. Maka hendaklah kita memulai dari diri kita disaat ini jua dan untuk masa-masa selanjutnya. Rasulullah SAW telah bersabda:'' Bahwa diberkahi umatku pada waktu paginya''. Maka marilah kita dari saat ini juga untuk memulai mengoptimalkan waktu pagi. Sebab tak dapat dipungkiri, bahwa salah satu penunjang kesuksesan hidup adalah mengoptimalkan waktu pagi.

Ada sebuah ungkapan yang indah dan penuh maui'dzah dari Hasan al Bashri, ia berkata: '' Tidak ada satu haripun yang terbit mataharinya, kecuali disana itu ada seruan; wahai anak Adam, aku adalah makhluk baru yang akan menjadi saksi atas semua gerak hidupmu. Maka berbekalllah hari ini, karena aku tidak akan kembali hingga hari kiamat kelak. Hasan al Basri juga mengatakan: '' Usiamu itu adalah bagaikan kumpulan hari-hari, setiap satu hari berlalu dalam hidupmu, maka berkuranglah usiamu''.

Hendaklah kita memulai dari detik ini juga untuk memulai menuai kebaikan dengan memaknai waktu pagi kita dengan amal dan ilmu. Ingatlah, sesungguhnya manusia itu adalah pengendara di atas punggung usianya. Sungguh hari-hari kita diatas dunia ini tidaklah lama, hanya berkisar antara enam puluh tahun hingga tujuh puluh tahun (hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW). Ingat, hari yang kemarin tidaklah mungkin ia akan kembali lagi. Dan hari yang akan datang telah menunggu. Dan hari ini harus kita isi dengan hal-hal yang lebih berguna dari hari-hari kemarin. Sebab, orang yang beruntung adalah orang yang harinya sekarang lebih baik dari hari-harinya yang kemarin. Dan orang-orang yang merugi adalah adalah jika harinya sekarang sama saja dengan harinya yang kemarin. Dan orang yang celaka adalah orang yang harinya sekarang lebih buruk dari hari-harinya yang kemarin. Nau'dzubillah.

Oleh karena itu semua, maka berbekallah dari hari ini, dari pagi ini untuk dapat melangkah masuk nantinya ke pintu syurga tanpa dihisap oleh Allah SWT. Tentang perjuangan di dunia ini Imam Ahmad Bin Hambal berkata: '' Perjuangan kita belumlah bisa berhenti, sebelum kedua kaki kita melangkah masuk ke pintu syorga''.

Wallahua'lam bisshawab

No comments: